Rabu, 07 Maret 2012
Kamis, 02 Februari 2012
James Bond.
Komandan Sir James Bond, KCMG, RNVR, adalah seorang agen rahasia intelejen Inggris (Secret Intelligence Service, disingkat SIS, atau dikenal juga dengan nama MI6, atau biasa juga menggunakan nama samaran Universal Exports). Ia diciptakan pada Januari 1952 oleh jurnalis Inggris, Ian Fleming ketika ia sedang berlibur di Jamaika. Nama James Bond diambil dari seorang ahli burung asal AS, dan juga seorang pengamat burung dari Karibia.[9]
Orang tua James Bond adalah Andrew Bond, seorang Skotlandia, dan Monique Delacroix yang berasal dari Canton de Vaud, Swiss. Asal dari keduanya disebutkan dalam On Her Majesty's Secret Service. Fleming menambahkan unsur Skotlandia pada James Bond setelah melihat karakter Sean Connery dalam Dr. No. Sementara karakter Swiss ditambahkan karena Ian Fleming masih memiliki darah Swiss.[10] Sebuah rencana, tetapi gagal direalisasikan, sempat Fleming pikirkan yaitu menulis sebuah novel Bond yang menceritakan tentang asal-usul ibunda Bond. Dalam biografi fiksi tentang agen 007, John Pearson memberikan hari lahir Bond yaitu pada 11 November 1920 (Hari Gencatan Senjata). Bagian awal dari film For Your Eyes Only memberikan keterangan bahwa istri James Bond lahir pada 1943. Dan ini memberikan asumsi bahwa James Bond jauh lebih muda daripada yang Pearson terangkan. Ada beberapa referensi lain tentang usia James Bond. Dalam You Only Live Twice misalnya, Tiger Tanaka menerangkan bahwa James Bond lahir pada "Year of the Rat" (1924/25 atau mungkin 1912/13). Dalam novel On Her Majesty's Secret Service, slogan keluarga Bond adalah "Orbis non Sufficit" (en: "The World Is Not Enough" – id: "Dunia Saja Tidaklah Cukup").[11]
Sean Connery (foto tahun 2008) adalah pemeran resmi pertama James Bond.
Setelah menyelesaikan manuskrip untuk Casino Royale, Fleming lantas memberikan naskah tersebut pada teman, yang kelak menjadi editor novel James Bond original, penyair William Plomer untuk membacanya. Plomer lantas menyukainya dan memberikannya pada Jonathan Cape, yang awalnya tidak terlalu suka dengan karakter yang diciptakan Fleming. Akhirnya Cape memutuskan untuk menerbitkannya pada 1953 setelah mendapatkan rekomendasi dari kakak tertua Fleming, Peter, yang juga menjadi seorang penulis tentang ragam daerah dan tempat.[12]
Beberapa pengamat setuju bahwa James Bond seolah-olah menjadi biografi tidak resmi dari Ian Fleming, dimana dirinya seorang perayu wanita. Baik Fleming dan Bond merupakan lulusan dari sekolah yang sama, memiliki makanan kesukaan yang sama (telur dadar dan minum kopi), memiliki kegemaran yang sama (minum, merokok, dan mengenakan pakaian kemeja lengan pendek), dan sempat bekerja di Angkatan Laut dengan level Komandan. Mereka berdua juga berbagi tinggi, berat, gaya rambut, dan warna mata yang sama.[13] Sebagian pengamat yang lain menjelaskan bahwa penampilan James Bond merupakan penggambaran dari Hoagy Carmichael. Dalam Casino Royale, karakter wanita utama Vesper Lynd menyatakan, "Bond lebih mengingatkanku pada Hoagy Carmichael, tetapi ia lebih dingin dan bengis." Selanjutnya dalam Moonraker, seorang pegawai khusus dari Gala Brand merasa bahwa "Bond sangat-sangat spesial, lebih daripada seorang Hoagy Carmichael. Ia memiliki rambut hitam yang bagus, tetapi dengan penampilan mata yang sangat dingin layaknya seorang pembunuh."
Film Kita.
FILM KITA dan TUTI ADHITAMA
24 Desember 1977
Film kita dan tuti adhitama
ORANG film Indonesia memang tak perlu banyak mengeluh. Tiap akhir bulan sejak 1976 di TVRI dalam acara jam 20.00 penyiar Tuti Aditama memimpin acara "Film Kita Bulan Depan." Tujuannya: membikin film Indonesia lebih disenangi masyarakat Indonesia. Biasanya acara diisi oleh sejumlah sutradara atau bintang. ruti mewawancarai mereka. Penonton agaknya ingin tahu bagaimana wajah mereka di luar film, dan pengalaman kerja mereka di balik layar putih. Bagaimana Leny Marlina bisa nangis? Bagaimana caranya bikin adegan silat yang seru? Itu ular betul atau karet? Dan Tuti Adhitama memang sering nampak memancing supaya dapat cerita macam itu. Kadang berhasil, kadang tidak. Bila tidak -- seperti akhir-akhir ini sering terjadi - sutradara atau bintang hanya bersemangat memuji filmnya. Atau menepuk dada tentang niat baiknya untuk masyarakat. Kesempatan promosi nampaknya tak mau dilewatkan. Seperti kata Yudi Astono, seorang produser dari Bashkara Indah Film: "Ka]au saya di mana ada kesempatan mengatakan film saya baik, ya saya katakan." Membabi-buta Tak semua pihak setuju. Penulis kritik film Harian Kompas, Kris JB, mengecam: "Dengan cara promosi yang membabi-buta seperti itu, ini bisa disebut penipuan pada penontom" Padahal, seperti diakui sutradara Ami Prijono (Karmila), "penampilan dalam acara itu saja sudah satu promosi:" Ke harian Kompas memang banyak datang surat kritik kepada acara itu. Untuk menjawabnya, pekan lalu Ishadi S.K. dari Direktorat Televisi menjelaskan pelbagai kesulitan yang dihadapi TVRI. Harus juga dipertimbangkan, kata Ishadi, pihak produser yang telah mempertaruhkan modal yang cukup besar "berkepentingan agar promosi filmnya tidak dirugikan." Tuti Adhitama sendiri menyatakan kepada TEMPO: "Forum ini bukan forum kritik, sehingga saya sendiri juga tak mau mengutik walaupun saya juga banyak melihat kelemahan film kita." Penyiar ini, yang di tahun 1960-an lulus dari George Washington University sambil ia bekerja di VOA menyatalan tak mau "gagah-gagahan mengritik" dalam acara TVRI itu. "Saya hanya sebagai pewawancara," katanya. Kalau mau menunjukkan pengetahuannya tentang film, dan penilaiannya sendiri, ia bisa melakukannya di tempat lain misalnya di Femina, kata Tuti pula yang kini juga penyumbang majalah wanita tersebut. Di samping itu, Tuti Adhitama memandang film nasional sebagai "anak yang masih perlu disayang." Ibaratnya anak, kata Tuti - dia ibu dari dua anak yang remaja -- "jangan selalu dimarahi." Wim Umboh, sutradara dari pelbagai film laris dan pemenang beberapa piala Citra, nampaknya tak begitu enak dengan dianggap sebagai anak yang masih perlu disayang. "Kita sudah cukup dewasa," kata Wim, "kalau mau mengritik silakan." Tapi nampaknya menyadari bahwa tak semua orang film termasuk satu kaliber, dia mengusulkan, agar dalam acara "Film Kita Bulan Depan" itu ada seleksi terhadap film yang ditampilkan. Wim setidaknya didukung sutradara Wahyu Sihombing. Orang film yang jadi dosen teater di LPKJ ini menyebut adanya banyak sutradara yang membuat film asal jadi, hingga selain promosi, dalam acara itu boleh juga ada kritik. Aduh Penonton memang bisa merasa dibohongi, oleh orang film yang mau agar filmnya diselonongkan sebagai nomor wahid -- sementara di bioskop film itu aduh. Dan sementara penjual film dapat kesempatan bersuara seenaknya, para pembeli film -- yang juga pembayar iuran TVRI - seperti cuma dianggap kuping kosong. Karena itu agaknya tokoh Lembaga Konsumen, Permadi, menilai acara "Film Kita Bulan Depan" sebagai "penipuan" jika dimasukkan sebagai acara wawancara. Menurut dia, acara itu harus masuk siaran niaga. Biar penonton tahu itu iklan. Di TV London, kata Permadi, ada acara yang mirip, tapi jelas seratus persen komersiil. Siapa saja dapat memasukkan. Konsumen dengan begitu tidak jadi bingung, mana yang berharga menurut penilaian TVRI, dan mana yang berharga menurut si penjual barang. Singkatnya: promosi ke arah penghargaan terhadap film Indonesia memang perlu tapi melindungi kepentingan penonton Indonesia juga perlu. Untuk itu harapan tentu ditujukan kepada para orang film yang jadi tamu TVRI. Tuti Adhitama sendiri, sebagai nyonya rumah mereka, 'kan tidak bisa bilang "Stop, jangan ngecap"?
Usaha Jasa Pijat,..Ok..
Peluang Usaha Pemijatan dengan Perpaduan antara Pijat Urut dan Refleksi
Layanan pijat telah dikenal secara turun menurun dan digunakan oleh masyarakat untuk melepas lelah dan menjaga kesehatan tubuh. Di era modern ini, layanan pijat terbagi menjadi dua. Pijat tradisional, yang biasa dikenal dengan pijat capai atau pijat urut dan pijat refleksi, yaitu pijat saraf yang ditujukan untuk menghilangkan atau mengurangi penyakit seseorang.
Hal itu yang diutarakan oleh Kiki Setiadi Marata, 28 tahun, pengusaha jasa pijat refleksi dan tradisional asal kota Tegal kepada tim bisnisukm. Berawal dari sakit paru-paru yang dideritanya, ditambah juga dengan ketidaknyamanan terhadap obat-obatan kimia dari dokter, akhirnya dia tertarik untuk menekuni usaha ini.
Asoka adalah nama jasa pijat miliknya yang telah berjalan selama 3 tahun. Waktu pertama kali membuka usaha ini, Kiki, panggilan akrab Kiki Setiadi Marata, memulainya dengan membeli franchise jasa pijat yang sudah terkenal di kota Jogja.
Karena kurang cocok dengan sistem manajemennya, sejak November 2008 dia beserta kakaknya memutuskan untuk membuka sendiri jasa layanan pijat tersebut dengan nama dan sistem manajemen yang berbeda.
Jasa Pijat Asoka
Berbeda dengan usaha jasa pijat yang lain, layanan pijat Asoka menggabungkan pijat tradisonal dengan pijat refleksi. Layanan jasa pijatnya sebagai berikut :
Pijat Tradisional : pijat urut untuk menghilangkan penat dan lelah.
Pijat Refleksi : pijat saraf untuk menghilangkan atau mengurangi penyakit yang diderita pasien.
Pijat Kombinasi : gabungan layanan pijat tradisional dan refleksi.
Totok Wajah : metode totok wajah untuk mengencangkan kulit muka, merilekskan kepala serta membuat awet muda dan cantik untuk pasien wanita.
Khusus pijat kombinasi, untuk satu kali pemijatan, porsi pemijatannya berbanding sama, artinya 50% pijat tradisonal dan 50% pijat refleksi. Tapi porsi itu tidaklah “saklek” alias kaku. Porsi layanan pijatnya bisa disesuaikan dengan keinginan konsumen.
Konsumen Asoka juga diperbolehkan memilih akan dipijat menggunakan krim menthol atau minyak zaitun. Krim panas hanya digunakan untuk pijat keseleo atau salah urat. Minyak dan krim tersebut biasa diperoleh Kiki dari suplier salon kecantikan.
Ruang Pijat
Ruangan pijat Asoka dibagi menjadi 3, yaitu ruang utama untuk tempat memijat yang berukuran 8x4m. Ruangan ini ber-AC, mempunyai 4 bed khusus yang digunakan sebagai tempat pijat, dispenser dan perlengkapan lainnya sebagaimana layaknya tempat pijat. Di ruangan ini juga disediakan tempat istirahat dengan dekorasi yang pas dan seting lampu yang sangat memanjakan konsumen.
Berikutnya adalah ruang ganti pakaian dan kamar mandi. Ruangan ini berukuran 4×3 m. Berfungsi sebagai tempat ganti pakaian sekaligus untuk membersihkan badan. ruang ini bersebalahan dengan kamar mandi yang merupakan fasilitas bagi para konsumennya.
Selanjutnya yang terakhir adalah ruangan lobi dan tempat tunggu. Fungsi ruangan ini adalah sebagai ruang tunggu pasien apabila mengantri, tempat pembayaran sekaligus ruang untuk mendapatkan informasi seputar jasa pijat Asoka.
Pemasaran
Target konsumen yang dipilih Kiki adalah mahasiswa. Dipilihnya target tersebut karena menurutnya, di masa sekarangini banyak kalangan mahasiswa mempunyai pola makan yang buruk serta malas untuk berolahraga, tetapi ingin badan yang sehat.
Pijat refleksi dianggap oleh beberapa konsumennya sebagai jalan pintas untuk memperoleh kesehatan tersebut. Rata-rata konsumennya adalah 60% mahasiswa putri dan 40% mahasiswa putra. Kebanyakan mahasiswa putri meminta jasa totok wajah agar tetap cantik dan awet muda, disamping hanya sekedar ingin melepas rasa penat dan lelah.
Asoka menggunakan beberapa media untuk memasarkan jasanya. Baliho digunakan di pinggir jalan depan ruang usahanya. Ukurannya relatif besar sehingga memudahkan untuk dibaca siapa saja yang lewat.
Brosur dan leaflet disebar di beberapa titik penting yang sudah disesuaikan dengan target marketnya. Papan penunjuk arah dipasang di beberapa tempat yang dekat dengan lokasi usahanya. Tujuannya adalah untuk mempermudah calon konsumennya datang ke tempatnya.
Sstem promosi yang diterapkan di Asoka adalah potongan harga sebesar 5 ribu untuk setiap hari Selasa dan Kamis. Tarif yang diberlakukan juga flat, 30 ribu siang dan malam. Sistem ini memang berbeda dengan kebanyakan jasa pijat lainnya yang memberlakukan harga yang berbeda untuk malam harinya.
Promosi yang lain yang tak kalah efektifnya adalah untuk setiap 6 kali pemijatan, Asoka memberlakukan gratis 1 kali pemijatan. Tetapi dari sekian sistem promosi yang digunakan, kepuasan konsumenlah yang paling efektif untuk mendatangkan pelanggan baru, katanya.
Kendala
Saat ini Kiki terkendala dengan kurang cepatnya karyawan dalam menyebarkan brosur. Dan repotnya, apabila brosur tersebut dititipkan ke orang seperti tukang parkir misalnya, kebanyakan tidak melaksanakan tugasnya dengan benar, walaupun sebenarnya mereka sudah dibayar.
Kiki juga masih terkendala dengan sempitnya ruang parkir di halamannya. Apabila dalam waktu bersamaan konsumen datang, maksimal hanya mampu menampung 3 buah mobil saja. “Itu belum termasuk motornya mas”, ujarnya.
Setiap 1 tahun sekali Kiki memperpanjang masa kontraknya. Sebenarnya di awal usaha, Kiki sudah melakukan kontrak permanen selama 10 tahun. Hal itu dilakukan mengingat ada kesalahan yang dilakukannya dalam merancang RAB yang menyebabkan pembengkakan dana pada renovasi kontrakannya. “Habis 37 juta mas untuk renovasi saja. Biar nanti nggak rugi, sekalian saja sewa 10 tahun”, begitu katanya sambil tersenyum kecut.
Simulasi Keuntungan Usaha Jasa Pijat Asoka dalam Sebulan
Pemasukan
Jasa Pijat Asoka : Rp. 7.500.000,00
Pengeluaran
Komisi Tukang Pijat : Rp. 2.550.000,00
Uang Makan Karyawan : Rp. 500.000,00
Listrik : Rp. 400.000,00
Krim & Minyak Zaitun : Rp. 200.000,00
Lain-lain : Rp. 150.000,00
Total Biaya : Rp. 3.800.000,00
Keuntungan Bersih
Rp. 7.500.000,00 – Rp. 3.800.000,00 = Rp.3.700.000,00
Langganan:
Postingan (Atom)